Pages

Minggu, 20 April 2014

"REVIEW" JALAN-JALAN PROSES KREATIF Oleh Jajang Suryana









Sebuah buku yang ditulis oleh Ghiselin (1983), seorang profesor pada Universitas Utah, Amerika Serikat, isinya membahas peramasalahan proses kreatif secara lengkap. Buku yang diberi judul The Creative Process (dialihbahasakan oleh Wasid Soewarto dengan judul Proses Kreatif) berisi uraian yang lengkap tentang proses kreatif orang-orang dari berbagai bidang ilmu. Proses kreatif di antaranya dalam bidang matematika, fisika, biologi, seni musik, seni rupa, seni sastra, dan psikologi, dikemukakan Ghiselin melalui contoh-contoh pengakuan, surat, tulisan, analisis, maupun hasil wawancara. Proses kreatif seseorang diawali dengan adanya dorongan tenaga mujarad yang membimbing seseorang untuk melakukan sesuatu. Tenaga dorong yang tidak maujud itu, disadari oleh semua yang mendapatkannya, sebagai kekuatan supranatural, kekuatan Tuhan atau Yang Dipertuhan.
Proses kreatif adalah jalan penggubahan. Seorang novelis misalnya menceritakan, ketika ia akan melahirkan sebuah novel setebal 250-an halaman A4, menerima desakan pada ruang kesadarannya, pikir dan rasanya, agar segera merealisasikan “bisikan” tersebut menjadi tulisan. Bahkan, ketika novel itu berakhir alirannya, ujung cerita tidak dipaksakan oleh penulis. Ia menerima apa adanya berdasarkan bimbingan tenaga gaib itu. Tetapi, kondisi keberuntungan tersebut tidak selamanya bisa dialami sang novelis
Penggubahan karya hanya bisa secara mulus dilakukan oleh seseorang yang sudah biasa terlatih melakukan penggubahan. Seseorang yang biasa menggubah bentuk karya seni sastra, pikir dan rasanya bisa tergugah ketika membaca hasil gubahan orang lain Ini juga bisa dikategorikan sebagai bentuk jalan proses kreatif. Kadang-kadang, dorongan penggubahan muncul dari sumbangan pikiran orang lain. Dalam bidang kesenian, para pemikir dan pemerhati bidang seni kerap memberi alternatif pemecahan masalah terkait dengan keberadaan jenis kegiatan seni tertentu.
Pada masa kini, aneka pengaruh bisa datang dari sumber yang sangat beragam. Perangkat media elektronik seperti televisi dan komputer internet, telah begitu banyak mendorong pertukaran ide antarpelaku kegiatan. Sehingga, tidak ada jalan yang tertutup untuk segala jenis agihan (pertukaran, sharing) informasi. Keseduniaan, globaliasasi, dan istilah sejenis, telah dijadikan alasan penting dalam menerima aneka perubahan arus besar dari dunia luar. Nilai budaya asing begitu mudah dan nikmat diserap secara sadar oleh hampir semua lapisan masyarakat terpelajar. Semua itu diterima secara sadar demi mengikuti arus besar. Pengembangan bidang pariwisata, lebih khusus di Bali, telah lama memberi pengaruh besar kepada pertumbuhan pola pikir baru dalam penggubahan karya seni kriya. Sejumlah bentuk baru mengilhami para perajin sejalan dengan tuntutan para wisatawan. Pasar pun telah menjadi lingkungan baru yang harus disikapi secara toleran. Oleh karena itu, produk asing yang ikut memenuhi pasar, disikapi dengan dua cara: menerima keberadaan produk secara apa adanya, atau mengambil alih pembuatan benda asing tersebut. Inilah kondisi yang kini berlangsung di lingkungan perajin Bali. Proses kreatif para perajin Bali mulai banyak berubah mengikuti pola perubahan lingkungannya, lingkungan pariwisata yang melibatkan banyak produk asing dan orang asing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar